Pada tahun 2015, target capaian Millennium Development Goals (MDGs) akan berakhir. Sejak tahun 2000 sampai saat ini, sejumlah target telah berhasil dicapai, seperti target pengurangan kemiskinan, mewujudkan pendidikan dasar untuk semua, peningkatan kesehatan anak, perluasan akses air bersih dan pengendalian penyebaran penyakit menular.
Namun tantangan-tantangan baru bagi pembangunan juga bermunculan, seperti perubahan iklim, ketahanan pangan dan energi, degradasi laut, urbanisasi dan lain-lain. Menghadapi hal tersebut, negara-negara anggota PBB telah sepakat untuk semaksimal mungkin berupaya mencapai target MDGs pada tahun 2015 dan mulai membicarakan perlunya pembahasan mengenai agenda pembangunan pasca-2015.
Untuk itu, pada bulan September tahun 2010, KTT MDGs di New York telah memberikan mandat kepada Sekjen PBB untuk menginisiasi upaya persiapan agenda pembangunan pasca-2015. Sebagai tindak lanjut, Sekjen PBB pada bulan Juli 2012 mengumumkan 27 anggota High-Level Panel of Eminent Persons on Post-2015 Development Agenda (HLP) atau Panel Tingkat Tinggi dari Tokoh-Tokoh Dunia Terkemuka untuk memberikan saran tentang kerangka pembangunan global setelah tahun 2015, yang merupakan target MDG Award 2012.
Panel ini diketuai bersama (co-Chairs) oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden Liberia, Ellen Johnson-Sirleaf, dan Perdana Menteri Inggris, David Cameron. Panel mencakup 26 anggota eminent persons ( tokoh terkemuka) dari pemerintahan, sektor swasta, akademisi, civil society dan pemuda, serta berdasarkan keseimbangan geografis dan gender.
Tujuan HLP adalah memberikan saran rekomendasi kepada Sekjen PBB mengenai visi dalam mengatasi tantangan pembangunan global. HLP juga akan ditugaskan untuk menyusun laporan kepada Sekjen PBB yang memuat rekomendasi terkait visi dan bentuk agenda pembangunan pasca-2015 yang bold and ambitious namun achievable. Menurut rencana, Laporan HLP tersebut akan diserahkan kepada Sekjen PBB pada akhir Mei 2013. Laporan HLP akan menjadi masukan kunci bagi laporan Sekjen PBB kepada Sidang Majelis Umum PBB pada bulan September 2013.
HLP telah bertemu sebanyak tiga kali, yaitu di New York (25 September 2012) yang membahas tentang visi agenda pembangunan pasca-2015, London (1 November 2012) yang membahas kemiskinan di tingkat individu dan household serta di Monrovia (1 Februari 2013) yang membahas national building blocks untuk pengentasan kemiskinan.
Pertemuan keempat akan diselenggarakan di Bali pada tanggal 25-27 Maret 2013 untuk membahas pengentasan kemiskinan melalui kemitraan global dan means of implementation. Tantangan utama saat ini adalah melakukan prioritisasi berbagai isu yang perlu dimasukan dalam agenda pembangunan pasca 2015. Mengingat waktu penyerahan laporan sudah dekat, maka pertemuan di Bali akan memainkan peran yang krusial dalam proses penyelesaian laporan dimaksud.
Dalam pertemuan HLP di Bali, Maret ini, Indonesia sekaligus juga akan menjadi tuan rumah untuk pertemuan stakeholders dalam Outreach Meeting, yaitu Publik, Sektor Swasta, Akademik dan Lembaga Penelitian, Pemuda dan LSM. Outreach Meeting tersebut akan diselenggarakan pada tanggal 25 Maret 2013 untuk mendiskusikan rekomendasi agenda pembangunan Pasca 2015 sesuai dengan garis program yang sedang dikembangkan berdasarkan poin penjangkauan fakus dari pemerintah Indonesia, Sekretariat Panel Tingkat Tinggi dan Kantor Eksekutif Sekretaris Jenderal. Pertemuan ini dimaksudkan untuk memberikan masukan kepada HLP dalam merekomendasikan kerangka pengembangan selanjutnya setelah tahun 2015.
Posisi Indonesia kini sudah dipandang dalam kegiatan percaturan Internasional, termasuk menjadi anggota G-20. Indonesia juga sudah dipercaya menjadi tempat pertemuan-pertemuan dunia bergengsi seperti HLP pada tanggal 25-27 Maret 2013 mendatang. Juga pada bulan November 2013 mendatang insya Allah Indonesia akan dipercaya menjadi Ketua APEC yang dikukuhkan dalam pertemuan tingkat dunia yang rencananya akan diselelenggarakan di kota Denpasar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar